Dalam beberapa tahun terakhir, tren thrifting atau berburu barang bekas semakin populer, terutama di kalangan Gen Z. Berdasarkan laporan ThredUp, pasar barang bekas diperkirakan akan berkembang pesat, mencapai $64 miliar pada 2024 dengan 1 dari 3 konsumen muda memilih pakaian bekas sebagai pilihan utama mereka. Lebih dari sekadar alasan harga yang terjangkau, thrifting kini menjadi simbol dari kesadaran lingkungan dan keberlanjutan yang semakin diperhatikan oleh generasi muda. Salah satu faktor utama yang mendasari tren ini adalah meningkatnya kesadaran akan dampak negatif fast fashion terhadap bumi. Berikut adalah beberapa dampak positif thrifting yang menjadikannya lebih dari sekedar tren.
1. Membantu Kurangi Limbah Tekstil
Industri fashion menghasilkan lebih dari 92 juta ton limbah tekstil setiap tahunnya. Banyak dari pakaian ini berakhir di tempat pembuangan sampah atau dibakar yang akhirnya mencemari lingkungan. Melalui thrifting, pakaian bekas yang masih layak pakai bisa mendapatkan kehidupan kedua sehingga bisa membantu mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan. Dengan membeli barang bekas, kita membantu mengurangi dampak produksi baru yang menghabiskan sumber daya alam dan menghasilkan lebih banyak limbah.
2. Mendorong Ekonomi Sirkular
Thrifting juga mendukung ekonomi sirkular, di mana barang-barang yang sudah tidak terpakai kembali berputar untuk digunakan kembali. Gen Z semakin menyadari bahwa membeli barang bekas berarti memperpanjang siklus hidup barang tersebut dan mengurangi kebutuhan akan produksi baru. Hal ini secara langsung membantu mengurangi jejak karbon dari industri fashion yang berkontribusi besar pada polusi udara dan pencemaran.
3. Alternatif Di Tengah Fast Fashion
Fast fashion adalah salah satu penyebab utama kerusakan lingkungan. Industri ini menghasilkan produk dengan proses cepat, tetapi sering menggunakan material sintetis yang sulit terurai dan menyebabkan limbah besar. Thrifting hadir sebagai solusi dengan memberi kesempatan bagi barang-barang bekas untuk dipakai kembali dan menghindari siklus konsumsi berlebihan yang ditawarkan oleh fast fashion. Setiap pakaian bekas yang dibeli mengurangi jumlah barang yang dibuang dan mendukung pola konsumsi yang lebih bertanggung jawab.
4. Menjadi Sarana Untuk Mengekspresikan Diri
Selain memberikan manfaat lingkungan, thrifting juga memberi kesempatan bagi Gen Z untuk mengekspresikan diri. Barang bekas sering kali menawarkan pakaian vintage atau item-item unik yang tidak tersedia di pasar massal, memungkinkan mereka untuk tampil dengan gaya yang lebih personal dan autentik. Melalui thrifting, mereka tidak hanya mendapatkan pakaian berkualitas tinggi, tetapi juga merayakan kreativitas karena banyak dari pakaian bekas ini yang bisa dimodifikasi atau dipadukan menjadi sesuatu yang lebih sesuai dengan selera pribadi.