Industri skincare mengalami pertumbuhan pesat dalam satu dekade terakhir. Berdasarkan laporan dari Future Market Insights, nilai pasar skincare global diperkirakan akan naik dari USD 192,8 miliar pada 2025 menjadi USD 432,1 miliar pada 2035, dengan pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 8,4%.
Di Indonesia, tren ini terlihat dari semakin banyaknya brand skincare lokal yang bermunculan. Antusiasme konsumen terhadap produk dalam negeri cukup tinggi, namun tantangan seperti keterbatasan modal, fasilitas produksi, serta regulasi kerap menjadi hambatan bagi brand baru.
Untuk mengatasi hal tersebut, banyak pebisnis memilih jalur maklon skincare. Sistem ini memungkinkan seseorang memproduksi produk sesuai konsep dan kebutuhan tanpa harus memiliki pabrik sendiri. Proses maklon umumnya mencakup riset, formulasi, produksi, hingga urusan legalitas.
Bagi kamu yang ingin memulai bisnis skincare, ada beberapa langkah penting yang bisa diperhatikan:
1. Pahami target konsumen
Menentukan segmentasi pasar sejak awal sangat penting, misalnya untuk kulit sensitif, produk anti-aging, atau masalah jerawat remaja. Hal ini akan memudahkan dalam menentukan formula, kemasan, dan strategi komunikasi.
2. Bangun identitas dan cerita brand
Konsumen saat ini tidak hanya membeli produk, tetapi juga nilai dan cerita di balik brand. Identitas yang kuat dan konsisten akan menjadi pembeda di pasar yang semakin kompetitif.
3. Manfaatkan jasa maklon skincare
Alih-alih membangun fasilitas produksi sendiri, jasa maklon bisa membantu mengurus aspek teknis sehingga brand dapat lebih fokus pada ide dan pemasaran.
Salah satunya adalah CISAS. Maklon skincare seperti CISAS menawarkan layanan end-to-end mulai dari riset, formulasi, produksi, legalitas, hingga desain kemasan. Proses ini memungkinkan brand untuk tetap kreatif dan personal, tanpa harus pusing urusan teknis produksi.
4. Urus legalitas sejak awal
Produk skincare wajib memiliki izin edar BPOM, sertifikasi halal, serta perlindungan merek dagang. Legalitas ini akan mempermudah brand masuk ke pasar resmi, termasuk e-commerce dan retail.
5. Rancang strategi pemasaran dan distribusi
Media sosial, marketplace, hingga jaringan distribusi offline bisa menjadi sarana penting untuk memperkenalkan produk. Brand dengan narasi yang jelas biasanya lebih cepat membangun kepercayaan konsumen.
Dengan langkah-langkah tersebut, calon pebisnis bisa lebih siap menghadapi industri skincare yang kompetitif, sekaligus membuka peluang untuk menciptakan brand yang berkelanjutan dan dikenal luas.