Dalam acara “Let’s Talk AI” yang berlangsung pada Kamis lalu, Chester Chua, Kepala Urusan Pemerintahan dan Kebijakan Publik Google Cloud Asia Pasifik, mengungkapkan strategi Google dalam melindungi 1,5 miliar kotak masuk Gmail dari serangan digital. Menurut Chua, penerapan kecerdasan buatan (AI) menjadi kunci utama dalam mencegah berbagai ancaman seperti spam, malware, dan phishing.
“Di Gmail, kami memanfaatkan AI untuk memastikan bahwa 99,9 persen ancaman digital tidak pernah mencapai kotak masuk pengguna,” ujarnya. Keamanan tidak hanya menjadi fokus di Gmail, tetapi juga di platform YouTube, di mana AI dan pembelajaran mesin (ML) berfungsi untuk memoderasi konten yang diunggah. Chua menjelaskan, dengan 500 jam video yang diunggah setiap menit, penggunaan AI menjadi esensial untuk menjaga keselamatan pengguna dengan mendeteksi dan menghapus konten yang melanggar pedoman komunitas.
Lebih lanjut, Chua menekankan pentingnya riset dan pengembangan yang terus dilakukan oleh Google untuk mengantisipasi serangan digital yang semakin canggih. “Sekitar 40 persen dari keuntungan kami dialokasikan untuk riset dan pengembangan. Kami berkomitmen untuk membuat teknologi ini berguna bagi semua orang,” tuturnya.
Chua juga menyatakan bahwa Google berkolaborasi dengan berbagai pemerintah di seluruh dunia, termasuk Indonesia, untuk membangun ekosistem digital yang lebih aman. “Kami ingin membantu perusahaan di berbagai sektor untuk mengadopsi AI dengan lebih mudah dan efektif,” katanya.
Dengan komitmen tersebut, Google berharap dapat terus melindungi penggunanya dari serangan digital dan memanfaatkan potensi AI untuk menciptakan pengalaman yang lebih aman dan bermanfaat bagi semua.