Film Pangku menjadi salah satu karya yang banyak diperbincangkan berkat tema unik dan kedekatannya dengan realitas sosial masyarakat Indonesia. Disutradarai oleh aktor papan atas Reza Rahadian, film ini menandai debutnya di balik layar setelah dikenal luas karena totalitasnya dalam berakting. Lewat Pangku, Reza menghadirkan kisah yang menyentuh hati, mengangkat fenomena tradisi kopi pangku yang lekat dengan budaya masyarakat Pantura.
Tradisi kopi pangku sendiri, sebagaimana dijelaskan dalam buku Ragam Minuman Khas Indonesia karya Murdijati Gardjito dkk. (2024), merujuk pada kebiasaan pelanggan menikmati kopi sambil memangku pelayan wanita di warung tersebut. Latar inilah yang menjadi panggung bagi perjalanan emosional tokoh utama, Sartika (Claresta Taufan), seorang ibu tunggal yang berjuang membesarkan anaknya di tengah tekanan hidup. Karena rasa terima kasih pada Bu Maya (Christine Hakim), sosok ibu asuh yang membesarkannya dan pemilik warung kopi pangku, Sartika terjebak dalam lingkaran pekerjaan yang penuh stigma.
Kehidupan Sartika mulai berubah ketika ia bertemu dengan Hadi (Fedi Nuril), seorang sopir truk berhati baik yang ingin menolongnya keluar dari dunia kelam itu. Namun, rasa terikat pada utang budi membuat Sartika terus dihantui dilema antara bertahan atau mengejar harapan baru bersama anaknya.
Selain deretan pemeran utama yang kuat seperti Claresta Taufan, Fedi Nuril, Christine Hakim, Shakeel Aisy, dan Devano Danendra, film ini juga sarat makna simbolik. Judul Pangku bukan hanya menggambarkan tradisi kopi pangku, tetapi juga melambangkan kasih sayang, perlindungan, dan keterbatasan kebebasan dalam hidup. Melalui karya ini, Reza Rahadian menyampaikan pesan mendalam tentang cinta, pengorbanan, dan perjuangan seorang ibu demi masa depan anaknya. Film Pangku pun berhasil mencuri perhatian di berbagai festival internasional, memperkuat posisi Reza sebagai salah satu sineas terbaik Indonesia.
