Labubu dan Lisa Blackpink: Fenomena “Cute Creepy” yang Mengguncang Dunia

Lalisa Manoban, yang dikenal sebagai Lisa dari grup musik Blackpink, telah memicu fenomena baru di kalangan penggemar dengan kecintaannya pada Labubu, karakter boneka dari “The Monsters” yang diproduksi oleh Pop Mart. Dalam unggahan di media sosial, Lisa terlihat memeluk boneka Labubu dan mengenakan tas dengan motif yang sama. Aksi ini telah menarik perhatian banyak penggemar, khususnya di Thailand, Indonesia, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, hingga menyebabkan antrean panjang bagi mereka yang ingin memiliki boneka imut-berkesan-seram tersebut.

Labubu, meski terlihat menggemaskan, bukanlah koleksi yang murah. Boneka ini dijual dalam kemasan blind box dengan harga antara 20-30 dolar AS, sementara edisi terbatasnya bisa mencapai hingga 1.200 dolar AS. Karakter yang diciptakan oleh seniman Hong Kong Kasing Lung ini terinspirasi dari cerita rakyat Nordik dan kini telah menjadi salah satu ikon dalam dunia koleksi mainan.

Read More

Keunikan Labubu terletak pada kombinasi antara bentuknya yang imut dan elemen seram yang dimiliki, menciptakan daya tarik di kalangan banyak orang. Dalam beberapa dekade terakhir, konsep “cute creepy” telah mendapat popularitas, terutama di kalangan anak muda yang mencari sesuatu yang berbeda. Di Jepang, misalnya, istilah “Kawaii” tidak hanya berarti lucu, tetapi juga bisa merujuk pada elemen aneh dan menyeramkan yang menyertainya.

Labubu bukan hanya sekadar boneka; ia merepresentasikan perlawanan terhadap stereotip gender tentang kecantikan tradisional. Bentuknya yang aneh dan gigi runcing mencerminkan kebangkitan minat terhadap objek yang dapat memberikan sensasi unik dan ketakutan yang terkendali.

Psikolog menjelaskan bahwa daya tarik ini dapat dilihat dari konsep “uncanny valley”, di mana manusia merasakan ketidaknyamanan terhadap objek yang terlihat hampir mirip dengan manusia, tetapi tetap memiliki elemen yang tidak wajar. Ini menjelaskan mengapa film horor dan cerita menyeramkan terus laris di pasaran.

Sosial media juga berperan besar dalam meningkatkan popularitas Labubu. Banyak influencer dan kolektor yang berbagi pengalaman unboxing produk ini, meningkatkan ketertarikan para penggemar. Boneka cute-creepy seperti Labubu kini telah menjadi simbol kompleksitas hidup, mencerminkan dualitas antara yang baik dan buruk.

Sejak zaman kuno, boneka telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, dari alat pendidikan hingga ritual. Kini, dengan perkembangan teknologi, boneka telah berevolusi menjadi karya seni yang lebih kompleks. Namun, perlu diingat, meskipun banyak orang tertarik untuk mengoleksi boneka seperti Labubu, ada tanggung jawab sosial yang harus dipertimbangkan, terutama di tengah ketimpangan ekonomi yang masih ada.

Ah, Labubu! Si imut yang sekaligus menakutkan, telah menciptakan fenomena yang tak terduga di kalangan generasi muda.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *