Tim Khusus Penanganan Unit Museum Nasional Indonesia (MNI) melaporkan informasi terbaru bahwa per 1 November 2023, sebanyak 715 koleksi telah teridentifikasi dan 712 di antaranya memasuki tahapan klasifikasi. Seperti diketahui, terdapat empat (4) tahapan pelaksanaan penyelamatan koleksi yang terdampak; tahap evakuasi, tahap identifikasi, tahap klasifikasi dan konservasi. Sedangkan tahap akhir, yakni tahap konservasi memiliki empat (4) tahapan; tahap observasi, sampling, tahap analisis, dan remediasi, untuk selanjutnya dilakukan proses restorasi.
“Focus Group Discussion (FGD) bersama dengan para ahli telah dilakukan pada pertengahan bulan Oktober guna menghasilkan rekomendasi terkait penanganan pasca-klasifikasi, kebutuhan SDM dan keterlibatan para pihak yang dibutuhkan untuk penanganan di tahap selanjutnya, yaitu tahap restorasi,” ungkap Ahmad Mahendra selaku Kepala Museum dan Cagar Budaya (MCB), melansir dari rilis yang diterima Vakanz!.
Berdasarkan hasil analisis dan rekomendasi yang didapat, terdapat 171 koleksi tergolong dalam klasifikasi berat, yang membutuhkan proses remediasi secara cepat. Adapun hal ini dikarenakan koleksi yang terdampak telah mengalami kontaminasi material lainnya dan dapat memberikan dampak yang lebih berat, apabila tidak segera ditangani. Beberapa koleksi yang terdampak berat ini terutama adalah koleksi yang terbuat dari bahan besi dan tembaga.
Uji sampling gelombang pertama di Laboratorium Balai Konservasi Borobudur telah dilaksanakan bulan lalu dan saat ini telah memasuki tahap uji sampling gelombang kedua. Sementara proses lainnya tetap dilakukan sesuai dengan jadwal dan kebutuhan pada rencana penanganan MNI.
“Setelah proses uji sampling dilakukan, kami rencananya akan kembali menggelar focus group discussion yang kedua bersama dengan para pihak dan ahli terlibat, untuk menghasilkan rekomendasi kebutuhan penanganan koleksi di tahun 2024 mendatang. Koleksi apa saja, proses remediasi yang dibutuhkan, kapan dan oleh siapa dilakukan. Kami juga akan mengajak keterlibatan para ahli untuk menghasilkan rekomendasi yang tepat sasaran,” jelas Mahendra.
Seperti yang diketahui, MNI untuk sementara tidak beroperasi hingga akhir tahun. Adapun hal ini diputuskan guna memfokuskan proses penanganan yang saat ini sedang berlangsung. “Proses remediasi yang awalnya direncanakan untuk ditindak pada bulan desember, saat ini sudah mulai dilaksanakan. Untuk itu, kami akan terus mengobservasi dan menganalisis seluruh kebutuhan penanganan dan penyelamatan di awal tahun 2024, agar proses ini dapat berjalan secara lancar dan aman, sehingga MNI beserta koleksinya dapat dijumpai kembali oleh publik,” tutup Mahendra.
Semoga proses perbaikan bisa segera selesai dan kita bisa berkunjung kembali ke Museum Nasional Indonesia, ya!