Banyak negara yang pernah memindahkan ibu kota negaranya. Namun, tidak semua pemindahan ibu kota berjalan dengan lancar, bahkan bisa disebut gagal. salah satunya, tetangga indonesia di kawasan ASEAN, yaitu Myanmar.
Pemindahan ibu kota Myanmar dari Yangon ke Naypyidaw dilakukan pada tahun 2005. alasannya adalah karena kemacetan dan kepadatan penduduk di Yangon yang sudah tidak bisa teratasi.
Melansir dari Nikkel Asia, Alasan lain pemindahan ibu kota iniadalah bentuk strategi militer setempat untuk mewaspadai gerakan pro-demokrasi. namun, pemindahan ibu kota Myanmar tersebut bisa disebut gagal.
Kok Bisa?
Setelah belasan tahun menjadi ibukota, Naypyidaw yang diharapkan bisa menjadi pusat keramaian ternyata malah sepi.
Kota yang luas lahannya hingga 7.054km² memiliki jumlah penduduk yang sangat kecil, yaitu hanya 924 ribu jiwa, sangking sepinya, Naypyidaw dijuluki “Kota Hantu”. bahkan, masyarakat setempat menyebut kota ini adalah “Kota Hantu Tanpa Hantu’
Lebar jalanan di Naypyidaw mencapai 8 ruas, tapi penduduk yang berkendara hanya sedikit, selain itu, berbagai tempat wisata dan restoran juga minim pengunjung. para wisatawan enggan datang ke naypyidaw, dan lebih memilih ke kota yang lain.
Hal tersebut membuat segala kemewahan yang ada di Naypyidaw terasa sangat sepi. padahal, pembangunan kota itu memakan biaya sekotar 4 Milliar USD atau setara Rp62,58 triliun






