Penyakit batu ginjal menjadi perhatian serius di masyarakat setelah Guru Besar Bidang Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Nur Rasyid Sp.U(K), menyatakan bahwa pola hidup sedentari dan obesitas menjadi pemicu utama penyakit tersebut.
Dalam sebuah acara edukasi di Siloam Hospital Asri, Prof. Rasyid menjelaskan bahwa orang yang memiliki pola hidup kurang aktif cenderung memiliki risiko lebih tinggi terkena batu ginjal. “Makin orang obesitas makin mungkin kena batu ginjal, karena orang obesitas kurang gerak akibatnya makin numpuk batunya, frekuensinya lebih tinggi yang sedentari,” ujarnya.
Penyakit batu ginjal dapat terjadi karena kepekatan urin di dalam ginjal akibat kurangnya konsumsi cairan. Orang dengan pola hidup sedentari cenderung mengalami kurangnya aktivitas fisik, sehingga jarang minum dan kurang berkemih, yaitu kurang dari 2,5 liter sehari. Hal ini menyebabkan batu pada ginjal yang berukuran kecil tidak dapat turun dan jatuh sehingga menumpuk.
Prof. Rasyid menegaskan bahwa dengan bergerak, batu ginjal yang berukuran kecil dapat turun dan keluar dari tubuh. Untuk batu ginjal yang berukuran masih di bawah dua milimeter, dokter dapat memberikan obat yang dapat melebarkan saluran urin agar batu tersebut bisa keluar dengan lebih mudah.
“Batu dua milimeter kasih obat saja untuk melebarkan saluran biasanya obat prostat biasanya 2 minggu sudah normal, biasanya CT Scan sangat menolong apabila dilakukan akurat dan baik,” tambahnya.
Seringkali, banyak masyarakat tidak menyadari bahwa mereka memiliki batu ginjal karena tidak menimbulkan gejala khusus. Namun, ketika batu ginjal mencapai ukuran yang lebih besar, mereka dapat mengalami pegal di pinggang tanpa sebab, keluhan nyeri di pinggang bawah karena batu menyumbat, dan muntah-muntah.
Untuk itu, Prof. Rasyid menyarankan agar masyarakat memeriksakan kesehatan ginjal mereka secara rutin dan menjalani USG ginjal untuk deteksi dini batu ginjal yang lebih parah. Selain itu, menjalani pola hidup sehat dengan melakukan olahraga, mengurangi berat badan, dan minum cukup air menjadi kunci pencegahan penyakit batu ginjal.
“Makanya olahraga, mengurangi berat badan, hidup sehat, jadi apapun yang kita makan nggak berlebih zat pembentuk batu, lebih penting minum sehingga kencing 2,5 liter,” pungkasnya.
Dengan penekanan pada pola hidup sehat dan kesadaran akan pentingnya aktivitas fisik, diharapkan masyarakat dapat mengurangi risiko terkena penyakit batu ginjal dan memperbaiki kualitas hidup mereka.