Manfaat Tidur Nyenyak, Langkah Penting Menuju Kesehatan Otak dan Fisik yang Lebih Baik di Tahun 2024

Unsplash.com

Sebanyak 61% masyarakat Indonesia menyatakan keinginan untuk hidup lebih sehat secara fisik di tahun 2024, berdasarkan hasil survei terkini YouGov tentang resolusi tahun baru. Selain kebiasaan tidak merokok, diet gizi seimbang, dan olahraga teratur, tidur yang cukup dan nyenyak juga menjadi bagian penting dalam meraih target hidup lebih sehat. Hal ini karena kualitas tidur memengaruhi berbagai aspek kesehatan fisik dan mental.

Khususnya, tahapan tidur nyenyak, atau dikenal sebagai tahapan tidur gelombang lambat, memiliki peran penting dalam mengoptimalkan kesehatan fisik dan otak, serta membantu melindungi dari risiko demensia dengan membantu proses pembuangan protein beracun yang terkait dengan penyakit Alzheimer. Oleh karena itu, penting bagi orang dewasa untuk memprioritaskan tidur nyenyak dengan durasi yang cukup, yaitu 7-8 jam setiap harinya.

Read More

Seiring dengan temuan tersebut, penelitian di Monash University menunjukkan bahwa individu berusia 60 tahun ke atas mengalami penurunan waktu tidur nyenyak sebesar 0,6% seiring bertambahnya usia setiap tahunnya. Penurunan ini berhubungan dengan peningkatan risiko demensia di masa depan, di mana setiap persentase penurunan waktu tidur nyenyak diasosiasikan dengan peningkatan risiko demensia sebesar 27%. Studi ini menekankan pentingnya menjaga atau meningkatkan kualitas tidur gelombang lambat pada orang lanjut usia untuk membantu mencegah demensia.

Associate Professor Matthew Pase, dari Monash School of Psychological Sciences dan Turner Institute for Brain and Mental Health di Melbourne, Australia, menjelaskan bahwa tahapan tidur gelombang lambat dapat meminimalisir dampak penuaan pada fungsi otak dan membantu membersihkan sisa metabolisme di otak, termasuk protein berlebih yang dapat memicu penyakit Alzheimer.

Meskipun demikian, peran tidur gelombang lambat terhadap risiko demensia masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kurangnya tidur gelombang lambat dapat menjadi faktor risiko demensia.

Dalam upaya meningkatkan kualitas tidur secara keseluruhan, terdapat langkah-langkah yang dapat diambil oleh individu, seperti menciptakan rutinitas tidur yang nyenyak dan konsisten, memastikan lingkungan tidur yang nyaman, menjaga paparan cahaya alami, dan menetapkan rutinitas aktivitas fisik secara teratur.

Selain itu, konsumsi makanan yang kaya akan melatonin dan triptofan, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, ikan, dan minyak zaitun, juga dapat meningkatkan durasi dan kualitas tidur serta berperan dalam menurunkan risiko demensia. Melalui langkah-langkah ini, diharapkan masyarakat dapat menjadikan tidur nyenyak sebagai prioritas dalam rangka mencapai kesehatan otak yang lebih baik dan mencegah risiko demensia.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *