Rano Karno Usulkan Pencak Silat Masuk Kurikulum Sekolah di Jakarta

Rano Karno, bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta, mengusulkan agar pencak silat dimasukkan dalam kurikulum sekolah di Jakarta sebagai langkah untuk melestarikan identitas budaya Indonesia. Dalam keterangannya yang diterima di Jakarta pada Selasa, Rano menekankan pentingnya pencak silat sebagai bagian dari ekstra kurikuler di sekolah, bersanding dengan berbagai seni bela diri lainnya seperti karate, taekwondo, dan judo.

“Saya berharap jika terpilih nanti, pencak silat dapat menjadi pilihan ekstra kurikuler di sekolah-sekolah. Ini tidak akan diwajibkan, tetapi akan menjadi salah satu opsi seperti seni bela diri lainnya,” ujar Rano.

Read More

Rano mengungkapkan gagasannya tersebut saat mengunjungi kediaman Mayjen TNI (Purn) Eddie Marzuki Nalapraya di Megamendung, Kabupaten Bogor. Eddie Marzuki, yang dikenal sebagai “Bapak Pencak Silat Dunia,” pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta pada periode 1982-1987. Eddie memiliki kontribusi besar dalam upaya pengakuan internasional untuk pencak silat, termasuk perannya dalam menjadikan pencak silat sebagai Warisan Budaya Dunia tak Benda oleh UNESCO pada 12 Desember 2019.

Rano menyatakan, pencak silat tidak hanya merupakan simbol identitas bangsa, tetapi juga memiliki nilai-nilai yang penting dalam pengembangan karakter, sportivitas, dan budaya. Ia berencana untuk memprioritaskan pencak silat dalam kurikulum pendidikan dengan menyiapkan guru-guru silat yang berkompeten tinggi.

“Jika saya terpilih, saya berkomitmen untuk memastikan pencak silat akan menjadi bagian dari program ekstra kurikuler di sekolah-sekolah. Ini adalah langkah untuk memupuk semangat olahraga dan budaya di kalangan generasi muda Jakarta,” tambahnya.

Eddie Marzuki, dalam kesempatan yang sama, mengungkapkan dukungannya terhadap usulan Rano Karno dan menekankan pentingnya pencak silat sebagai warisan budaya yang harus terus dilestarikan dan diperkenalkan kepada generasi mendatang.

Dengan langkah ini, diharapkan pencak silat tidak hanya dipandang sebagai olahraga bela diri tetapi juga sebagai bagian integral dari pendidikan dan kebudayaan di Jakarta.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *