Tim bulu tangkis beregu putra Indonesia berhasil meraih medali perak di ASEAN Schools Games (ASG) 2024, yang digelar di Tien Son Sports Complex, Da Nang, Vietnam. Meskipun gagal meraih emas, perjuangan mereka telah membanggakan.
Dalam babak final yang berlangsung di tengah tekanan di markas tim tuan rumah, Vietnam, tim Indonesia harus mengakui keunggulan lawan dengan skor 1-3. Meskipun demikian, pelatih bulu tangkis Indonesia, Hendro Santoso, mengapresiasi ketangguhan anak asuhnya.
“Dari penyisihan sampai semi final, mereka sudah menunjukkan kalau mereka bukan atlet pelajar kacangan,” ujar Hendro.
Kegagalan ini, menurut Hendro, lebih disebabkan oleh faktor non-teknis, terutama menghadapi Vietnam sebagai tuan rumah. Mental para pemain yang masih muda menjadi catatan untuk perbaikan ke depan.
“Secara teknis anak-anak tidak kalah. Tetapi secara mental memang mereka (Vietnam) karena sebagai tuan rumah lebih bagus untuk tim putranya, jadi lebih ke kendala non-teknis,” jelasnya.
Pada babak penyisihan sebelumnya, Indonesia berhasil mengalahkan Vietnam dengan skor 4-1. Namun, pertemuan kedua di babak final membuktikan betapa sulitnya bagi skuad Merah Putih untuk menaklukkan tekanan di hadapan dukungan penuh masyarakat Vietnam.
Adriel Ferdinand Leonardo, dalam tunggal pertama, berhasil memberikan awal yang baik dengan memenangkan pertandingan setelah tertinggal di set pertama. Namun, tunggal kedua dan ganda pertama gagal mengikuti jejaknya.
Faisal Muhammad Fikri dan Afleta Jala Dara kalah dalam pertandingan tunggal, sedangkan ganda pertama, Moses Andar Simanjuntak dan Steven Simanjuntak, juga harus mengakui keunggulan lawan.
Meskipun demikian, penampilan gemilang mereka sepanjang turnamen memberikan harapan bagi masa depan bulu tangkis Indonesia, dengan pembelajaran yang berharga dari kekalahan ini. Semangat untuk terus berlatih dan memperbaiki diri menjadi kunci untuk meraih kesuksesan di masa mendatang.
